06 December 2013

E-LEARNING


 
1.      Penerapan e-learning di Indonesia. Apa yang menjadi kendala dan kemungkinan yang muncul. Jelaskan kendala dan kemungkinan tersebut, dan bagaimana mengatasi dan mengoptimalkan pelaksanaan e-learning jika diterapkan di indonesia.

Pendidikan perlu mempertimbangkan e-learning sebagai alternatif solusi untuk mengatasi masalah belajar yang khususnya muncul di Indonesia. Sudah diketahui bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan. Kondisi geografis ini sering menjadi kendala klasik adanya jarak dan waktu untuk penyebaran media pembelajaran dengan merata di Indonesia. Adanya penemuan dan penggunan internet dewasa ini adalah pintu yang terbuka sebagai jalan keluar masalah tersebut. Internet  ini bisa digunakan untuk menyebarkan media pembelajaran ke seluruh Indonesia, dengan lebih cepat dan biaya lebih murah daripada menempuh perjalanan langsung.

Meninjau kondisi alam Indonesia, juga perlu dipertimbangkan kondisi alam pasca bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. Dengan adanya e-learning, konten atau materi dan media pembelajaran masih bisa aman tersimpan di cloud computing yang disediakan di internet. Contohnya seperti di google drive. Dengan begitu, walaupun infrastruktur rusak secara fisik dan adanya kendala dimulainya kelas tatap muka, pembelajaran masih bisa terjadi dengan adanya e-learning.

Selain karena kondisi geografis, e-learning yang menggunakan internet bisa menjadi solusi agar seluruh warga Indonesia berhak mendapatkan pengajaran. Khususnya jika memperhatikan siswa yang berkebutuhan khusus karena difabel atau sakit dan tugas tertentu sehingga kesulitan untuk datang langsung di kelas tatap muka. E-learning memudahkan mereka untuk bisa mengakses pembelajaran kapan saja dan dimana saja. Serta kemudian mendapatkan umpan balik dari tenaga pengajar dari sistim e-learning tersebut.

E-learning juga membuka wawasan pebelajar seluas-luasnya. Karena dengan adanya internet dalam e-learning, pebelajar dari Indonesia bisa mencari semua pengetahuan yang diinginkannya dari dalam maupun luar negeri. Informasi perkembangan Negara-negara lain di dunia, juga bisa menjadi motivasi untuk para pebelajar. Sehingga mereka semakin tahu kompetensi apa yang diperlukan agar bisa berhasil melaksanakan kehidupannya di masa depan. Dimana semuanya berkonsep terbuka dan banyak kompetisi di dalamnya.

Besarnya manfaat internet dalam penerapan e-learning di Indonesia, belum bisa maksimal didapatkan dan terkendala oleh beberapa hal, diantaranya adalah :

1.      Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer)
2.      Belum meratanya kemampuan siswa, guru dan pihak pendidikan lain yang menguasai ketrampilan untuk mengoperasikan dan menggunakan internet.
3.      Kurangnya mereka yang mengetahui dan memilik ketrampilan soal internet
4.      Belum merata kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar secara online secara mandiri. Tingginya paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru, membuat siswa cenderung masih perlu diawasi dan dibimbing untuk melakukan sesuatu ketika belajar.
5.      Di Indonesia, Internet belum dijadikan kebutuhan untuk mendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari. Sehingga ketersediaan akses internet belum dianggap penting oleh semua orang. Sehingga bisa menjadi kendala beberapa siswa yang di rumahnya tidak ada akses internet.
6.      Adanya kesenjangan ekonomi dalam masyarakat di Indonesia, sehingga kemampuan menyediakan akses internet belum merata baik secara pribadi maupun di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.
7.      Belum adanya kebijakan dari pemerintah yang mendukung pelaksanaan program yang menggunakan internet.
8.      Masih adanya pandangan berdasarkan kearifan lokal di Indonesia, yang menolak penggunaan segala bentuk teknologi, misalnya untuk suku tertentu.

Solusi yang mungkin bisa dilakukan :
-          Kredit laptop dari kampus untuk mahasiswa atau guru  yang belum punya laptop dan modem internet, dengan kredit tersebut dikelola oleh lembaga pendidikan terkait
-          Pelatihan penggunaan internet untuk guru dan staf pendidikan di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
-          Untuk meningkatkan pemanfaatan internet untuk e-learning di Indonesia bisa ditingkatkan, dengan cara meningkatkan fasilitas berupa infrastruktur maupun kebijakan.
-          Optimalisasi fasilitas internet gratis yang ada di sekolah, kampus atau tempat umum yang sekarang sudah ada di beberapa kota besar
-          Membenahi pemerataan listrik dan internet ke segala penjuru Indonesia
-          Pemerintah bekerjasama dengan lebih banyak penyedia layanan internet, untuk memberikan biaya internet murah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Seperti yang sudah dilakukan oleh telkomsel dengan program Indi-School, yaitu internet murah di sekolah.
-          Pemerintah mengatasi cyber-crime dan membuat aturan cyberlaws yang jelas dan diketahui masyarakat luas, sehingga kondisi aman dan menyebabkan investor di bidang IT internet semakin banyak yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
-          Pemerintah lewat media televisi atau cetak, untuk mengubah paradigma pentingnya pendidikan bagi keluarga dan kemajuan bangsa, juga pentingya internet sehat.


2.      Interaksi merupakan bagian yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pemanfaatan elearning, interaksi yang muncul di antara peserta pembelajaran menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana mengoptimalkan aspek interaksi sehingga semua aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai?

Jawab :
Interaksi dalam pembelajaran tatap muka, pada intinya adalah terbentuknya hubungan antara guru dan murid dengan baik melibatkan aspek psikologis. Adanya bentuk perhatian adalah bentuk paling sederhana untuk membuat interaksi antara guru dan murid menjadi lebih akrab dan terbuka.

Dalam penerapan e-learning, interaksi bisa dioptimalkan dengan cara :
1.      Pengiriman email dalam bentuk perhatian. Misalnya email selamat datang dan selamat bergabung di e-learning.
2.      Pengiriman email di hari istimewa seperti hari ulang tahun siswa untuk menimbulkan kedekatan secara psikologis
3.      Terbukanya interaksi langsung menggunakan social media seperti facebook dan twitter, sehingga interaksi dan diskusi bisa berlangsung lebih santai dan tidak ada unsur ketegangan
4.      Pengiriman email berisi hasil belajar dan tanggapan guru untuk memberikan umpan balik sekaligus motivasi kepada siswa
5.      Pembelajaran menggunakan sistim kerja kelompok kecil. Sehingga mau tidak mau, setiap siswa harus berhubungan dengan siswa lainnya
6.      Adanya system apresiasi, misalnya dengan memberikan syarat minimal setiap siswa harus memberikan komentar atau apresiasi pada hasil kerja siswa lainnya yang mungkin ditampilkan di media blog, facebook, instagram atau twitter. Dengan begitu ada proses interaksi yang timbul secara alami, dan masing-masing siswa mulai merasakan keberadaan siswa lainnya dalam pembelajaran e-learning tersebut.
7.      Murid diberi tugas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, bisa dalam bentuk audio, video ataupun tulisan kemudia dibagikan secara online untuk mendapatkan respon dan apresiasi dari teman dan gurunya.

Bentuk interaksi yang bisa diusahakan ada dalam pembelajaran e-learning, diantaranya sebagai berikut :
1.      Pada web/computer based training : multimedia, hypertext, hypermedia, simulasi, aplikasi latihan, email, bulletin board dan berkomunikasi dengan instruktur
2.      Pada web/electronic performance support system dan web/virtual asynchronous classroom : multimedia, hypertext, hypermedia,bulletin board, catatan konferensi, modul pembelajaran berbasis web/computer dan akses email baik ke fasilitator maupun pebelajar lain
3.      Pada web/virtual synchronous classroom : konferensi audio dan video synchronous, shared whiteboard, shared application.


3.      Mengapa pendidikan perlu mempertimbangkan elearning? Bagaimana dengan ilmuwan teknologi pendidikan menyikapi hal ini?

Pendidikan perlu mempertimbangkan e-learning karena beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari metode tersebut. Antara lain efisiensi biaya, mudahnya menyebarkan materi pembelajaran dan keleluasaan dalam belajar yang menguntungkan guru dan murid.

Murid  bisa bebas mengakses informasi dan mendapatkan kedalaman pengetahuan sesuai yang diinginkannya. Tidak perlu menunggu jadwal pembelajaran dari lembaga pendidikan yang diikutinya. Hal ini bisa menjadi percepatan dalam pendalaman materi dan mempermudah terbentuknya para ahli di bidangnya.

Pentingya e-learning untuk dunia pendidikan karena e-learning mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.      Interactivity (interaktivitas) : tersedianya jalur komunikasi yan glebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list atau buku tamu
2.      Independency (kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajatan menjadi lebih terpusat kepada siswa (student-centered learning).
3.      Accessibility (aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah di akses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvesional.
4.      Enrichment (pengayaan); kegiatan pembelajaran, rpesentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi.

Dalam paradigma teknologi pendidikan, penerapan e-learning ini adalah sebuah salah satu solusi mengatasi masalah belajar di dunia pendidikan. Pendidikan perlu mempertimbangkan e-learning, karena ada beberapa manfaatnya  antara lain :
1.      Tersedianya fasilitas e-moderating, dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu
2.      Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari
3.      Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di computer atau cloud computing (google drive)
4.      Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet
5.      Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti melalui jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6.      Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif
7.      Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekola konvenisonal, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi merek ayang bertugas di kapal, di luar negeri dan sebagainya.

Di penerapan e-learning digunakan internet. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :
1.      Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas saya tamping yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas
2.      Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa
3.      Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing
4.      Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa
5.      Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran
6.      Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line.



 
4.      Pemanfaatan elearning ditengarai akan menyebabkan perilaku penyendiri tidak mau bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya. Bagaimana upaya teknolog pembelajaran dalam mengatasi kemungkinan tersebut?

Salah satu efek kurang baik dari pemanfaatan e-learning adalah kecenderungan pelakunya lebih suka bekerja sendirian daripada harus bersosialisasi dengan orang lain. Karena berhadapan dengan media internet yang sudah bisa mengakomodasi keinginan dan kebutuhan pebelajar sesuai minat dan gaya belajarnya sendiri. Berbeda jika mereka harus berhadapan dengan orang lain dan harus menyesuaikan perbedaan dirinya dengan orang tersebut.

Tetapi hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Karena sebagai nalurinya, manusia adalah makhluk social yang memerlukan orang lain dalam hidupnya. Terus sendirian akan membentuk karakter yang kurang sehat dalam masyarakat. Dan juga tidak memenuhi tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Teknologi pembelajaran memandang hal ini sebagai salah satu masalah belajar yang perlu dibenahi. Berdasarkan domain teknologi pembelajaran yaitu Desain, Pengembangan, Pengelolaan, Pemanfaatan, Penilaian; solusi yang mungkin bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah :

1.      Menggunakan sistim belajar kooperatif (Cooperative Learning). Yaitu siswa dibentuk dalam kelompok kecil dalam belajar. Sehingga walau terpaksa, siswa akan berinteraksi dengan siswa lainnya untuk menyelesaikan tugas tersebut.  Untuk lebih menarik, tugas yang diberikan berdasarkan masalah tertentu atau proyek tertentu, mengambil metode pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning dan project-based learning).

2.      harus diusahakan adanya interaksi yang baik dan efektif antara siswa-guru, siswa-siswa, siswa-masyarakat. Contohnya seperti tugas mewawancarai profesi tertentu untuk menganalisis kinerja mereka kemudian mempresentasikan tugasnya secara online. Dengan cara ini siswa juga harus berinteraksi dengan masyarakat luar. Sehingga memberikan pengaruh yang baik pada proses sosialisasinya. Guru harus memberikan umpan balik yang baik dan bisa memotivasi siswa, untuk bisa terus berperan aktif dalam masyarakat. Dengan berdasarkan hal ini, siswa akan terpacu untuk mengembangkan kemampuan beinteraksi aktif dengan siapapun dalam rangka menjadi manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
 

DAFTAR PUSTAKA


Dr. Rusman, M.Pd. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.       Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Penerbit Alfabeta. Bandung      : 2012

Dr. Rusman, M.Pd. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan        Profesionalisme Guru. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta : 2012.


Harahap, Rahmad Faisal. Boediono : E-Learning di Indonesia Harus di Re-      design. www.kampus.okezone.com/read/2013/09/03/373/860077/boediono-e-    learning-di-indonesia-harus-diredesign (diakses tanggal 4 Desember 2013)

Hirumi, Atsusi. Analysing and designing e-learning interactions. Available at       www.c.ymcdn.com_sites_www.cstd.ca_resource_resmgr_conference_conf201      2-w2-bookchapter.pdf (diakses tanggal 4 Desember 2013)

Newby, Timothy J., Stepich, Donald A., Educational Technology for Teaching            and Learning. Pearson. Boston : 2012

Pannen, Paulina. Pengembangan E-learning: Antara Mitos dan Kenyataan.      www.paulinapanen_e-learning_antara_mitos_dan_realita.pdf (diakses tanggal 4 Desember 2013)

Prawiradilaga,  Dewi Salma.,  Siregar, Eveline. Mozaik Teknologi Pendidikan,
      Prenada Media. Jakarta : 2004

Sardjana, Djaja. Kebijakan E-Learning Perguruan Tinggi pada Masa Datang,        www.idelearning.com/kebijakan-e-learning-perguruan-tinggi-pada-masa-    datang/ (diakses pada tanggal 4 Desember 2013)




 

0 comments:

Post a Comment