1.
Penerapan
e-learning di Indonesia. Apa yang
menjadi kendala dan kemungkinan yang muncul. Jelaskan kendala dan kemungkinan
tersebut, dan bagaimana mengatasi dan mengoptimalkan pelaksanaan e-learning jika diterapkan di indonesia.
Pendidikan perlu mempertimbangkan
e-learning sebagai alternatif solusi
untuk mengatasi masalah belajar yang khususnya muncul di Indonesia. Sudah
diketahui bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan. Kondisi geografis ini sering
menjadi kendala klasik adanya jarak dan waktu untuk penyebaran media
pembelajaran dengan merata di Indonesia. Adanya penemuan dan penggunan internet
dewasa ini adalah pintu yang terbuka sebagai jalan keluar masalah tersebut.
Internet ini bisa digunakan untuk
menyebarkan media pembelajaran ke seluruh Indonesia, dengan lebih cepat dan
biaya lebih murah daripada menempuh perjalanan langsung.
Meninjau kondisi alam Indonesia,
juga perlu dipertimbangkan kondisi alam pasca bencana alam yang kerap terjadi
di Indonesia. Dengan adanya e-learning,
konten atau materi dan media pembelajaran masih bisa aman tersimpan di cloud computing yang disediakan di
internet. Contohnya seperti di google
drive. Dengan begitu, walaupun infrastruktur rusak secara fisik dan adanya
kendala dimulainya kelas tatap muka, pembelajaran masih bisa terjadi dengan
adanya e-learning.
Selain karena kondisi geografis, e-learning yang menggunakan internet
bisa menjadi solusi agar seluruh warga Indonesia berhak mendapatkan pengajaran.
Khususnya jika memperhatikan siswa yang berkebutuhan khusus karena difabel atau
sakit dan tugas tertentu sehingga kesulitan untuk datang langsung di kelas
tatap muka. E-learning memudahkan
mereka untuk bisa mengakses pembelajaran kapan saja dan dimana saja. Serta
kemudian mendapatkan umpan balik dari tenaga pengajar dari sistim e-learning tersebut.
E-learning juga membuka wawasan pebelajar
seluas-luasnya. Karena dengan adanya internet dalam e-learning, pebelajar dari Indonesia bisa mencari semua pengetahuan
yang diinginkannya dari dalam maupun luar negeri. Informasi perkembangan
Negara-negara lain di dunia, juga bisa menjadi motivasi untuk para pebelajar.
Sehingga mereka semakin tahu kompetensi apa yang diperlukan agar bisa berhasil
melaksanakan kehidupannya di masa depan. Dimana semuanya berkonsep terbuka dan
banyak kompetisi di dalamnya.
Besarnya manfaat internet dalam
penerapan e-learning di Indonesia,
belum bisa maksimal didapatkan dan terkendala oleh beberapa hal, diantaranya
adalah :
1.
Tidak
semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan
masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer)
2.
Belum
meratanya kemampuan siswa, guru dan pihak pendidikan lain yang menguasai
ketrampilan untuk mengoperasikan dan menggunakan internet.
3.
Kurangnya
mereka yang mengetahui dan memilik ketrampilan soal internet
4.
Belum
merata kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar secara online secara mandiri.
Tingginya paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru, membuat siswa
cenderung masih perlu diawasi dan dibimbing untuk melakukan sesuatu ketika
belajar.
5.
Di
Indonesia, Internet belum dijadikan kebutuhan untuk mendukung pekerjaan atau
tugas sehari-hari. Sehingga ketersediaan akses internet belum dianggap penting
oleh semua orang. Sehingga bisa menjadi kendala beberapa siswa yang di rumahnya
tidak ada akses internet.
6.
Adanya
kesenjangan ekonomi dalam masyarakat di Indonesia, sehingga kemampuan
menyediakan akses internet belum merata baik secara pribadi maupun di tingkat
pemerintahan yang lebih tinggi.
7.
Belum
adanya kebijakan dari pemerintah yang mendukung pelaksanaan program yang
menggunakan internet.
8.
Masih
adanya pandangan berdasarkan kearifan lokal di Indonesia, yang menolak
penggunaan segala bentuk teknologi, misalnya untuk suku tertentu.
Solusi yang mungkin bisa
dilakukan :
-
Kredit
laptop dari kampus untuk mahasiswa atau guru yang belum punya laptop dan modem internet,
dengan kredit tersebut dikelola oleh lembaga pendidikan terkait
-
Pelatihan
penggunaan internet untuk guru dan staf pendidikan di sekolah-sekolah di
seluruh Indonesia.
-
Untuk
meningkatkan pemanfaatan internet untuk e-learning
di Indonesia bisa ditingkatkan, dengan cara meningkatkan fasilitas berupa
infrastruktur maupun kebijakan.
-
Optimalisasi
fasilitas internet gratis yang ada di sekolah, kampus atau tempat umum yang
sekarang sudah ada di beberapa kota besar
-
Membenahi
pemerataan listrik dan internet ke segala penjuru Indonesia
-
Pemerintah
bekerjasama dengan lebih banyak penyedia layanan internet, untuk memberikan
biaya internet murah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Seperti yang sudah
dilakukan oleh telkomsel dengan program Indi-School, yaitu internet murah di
sekolah.
-
Pemerintah
mengatasi cyber-crime dan membuat
aturan cyberlaws yang jelas dan
diketahui masyarakat luas, sehingga kondisi aman dan menyebabkan investor di bidang
IT internet semakin banyak yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
-
Pemerintah
lewat media televisi atau cetak, untuk mengubah paradigma pentingnya pendidikan
bagi keluarga dan kemajuan bangsa, juga pentingya internet sehat.
2.
Interaksi
merupakan bagian yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pemanfaatan
elearning, interaksi yang muncul di antara peserta pembelajaran menjadi
tantangan tersendiri. Bagaimana mengoptimalkan aspek interaksi sehingga semua
aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai?
Jawab :
Interaksi dalam pembelajaran
tatap muka, pada intinya adalah terbentuknya hubungan antara guru dan murid
dengan baik melibatkan aspek psikologis. Adanya bentuk perhatian adalah bentuk
paling sederhana untuk membuat interaksi antara guru dan murid menjadi lebih
akrab dan terbuka.
Dalam penerapan e-learning, interaksi bisa dioptimalkan
dengan cara :
1.
Pengiriman
email dalam bentuk perhatian. Misalnya email selamat datang dan selamat bergabung
di e-learning.
2.
Pengiriman
email di hari istimewa seperti hari ulang tahun siswa untuk menimbulkan
kedekatan secara psikologis
3.
Terbukanya
interaksi langsung menggunakan social media seperti facebook dan twitter,
sehingga interaksi dan diskusi bisa berlangsung lebih santai dan tidak ada
unsur ketegangan
4.
Pengiriman
email berisi hasil belajar dan tanggapan guru untuk memberikan umpan balik
sekaligus motivasi kepada siswa
5.
Pembelajaran
menggunakan sistim kerja kelompok kecil. Sehingga mau tidak mau, setiap siswa
harus berhubungan dengan siswa lainnya
6.
Adanya
system apresiasi, misalnya dengan memberikan syarat minimal setiap siswa harus
memberikan komentar atau apresiasi pada hasil kerja siswa lainnya yang mungkin
ditampilkan di media blog, facebook,
instagram atau twitter. Dengan
begitu ada proses interaksi yang timbul secara alami, dan masing-masing siswa
mulai merasakan keberadaan siswa lainnya dalam pembelajaran e-learning tersebut.
7.
Murid
diberi tugas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, bisa dalam bentuk audio, video
ataupun tulisan kemudia dibagikan secara online untuk mendapatkan respon dan
apresiasi dari teman dan gurunya.
Bentuk interaksi yang
bisa diusahakan ada dalam pembelajaran e-learning,
diantaranya sebagai berikut :
1.
Pada
web/computer based training : multimedia, hypertext, hypermedia, simulasi,
aplikasi latihan, email, bulletin board dan berkomunikasi dengan instruktur
2.
Pada
web/electronic performance support system dan web/virtual asynchronous
classroom : multimedia, hypertext, hypermedia,bulletin board, catatan
konferensi, modul pembelajaran berbasis web/computer dan akses email baik ke
fasilitator maupun pebelajar lain
3.
Pada
web/virtual synchronous classroom : konferensi audio dan video synchronous,
shared whiteboard, shared application.
3.
Mengapa
pendidikan perlu mempertimbangkan elearning? Bagaimana dengan ilmuwan teknologi
pendidikan menyikapi hal ini?
Pendidikan perlu mempertimbangkan
e-learning karena beberapa manfaat
yang bisa didapatkan dari metode tersebut. Antara lain efisiensi biaya, mudahnya
menyebarkan materi pembelajaran dan keleluasaan dalam belajar yang
menguntungkan guru dan murid.
Murid bisa bebas mengakses informasi dan mendapatkan
kedalaman pengetahuan sesuai yang diinginkannya. Tidak perlu menunggu jadwal
pembelajaran dari lembaga pendidikan yang diikutinya. Hal ini bisa menjadi
percepatan dalam pendalaman materi dan mempermudah terbentuknya para ahli di
bidangnya.
Pentingya e-learning untuk dunia pendidikan karena e-learning mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.
Interactivity
(interaktivitas) : tersedianya jalur komunikasi yan glebih banyak, baik secara
langsung (synchronous), seperti
chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list atau buku tamu
2.
Independency
(kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan
bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajatan menjadi lebih terpusat kepada
siswa (student-centered learning).
3.
Accessibility
(aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah di akses melalui
pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas daripada
pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvesional.
4.
Enrichment
(pengayaan); kegiatan pembelajaran, rpesentasi materi kuliah dan materi
pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi
informasi seperti video streaming,
simulasi dan animasi.
Dalam paradigma teknologi
pendidikan, penerapan e-learning ini
adalah sebuah salah satu solusi mengatasi masalah belajar di dunia pendidikan. Pendidikan
perlu mempertimbangkan e-learning,
karena ada beberapa manfaatnya antara
lain :
1.
Tersedianya
fasilitas e-moderating, dimana guru
dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara
regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi
oleh jarak, tempat dan waktu
2.
Guru
dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur
dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai
berapa jauh bahan ajar dipelajari
3.
Siswa
dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di computer atau cloud computing (google drive)
4.
Bila
siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet
5.
Baik
guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
melalui jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.
6.
Berubahnya
peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif
7.
Relatif
lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi
atau sekola konvenisonal, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi merek ayang
bertugas di kapal, di luar negeri dan sebagainya.
Di penerapan e-learning digunakan internet. Pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :
1.
Dimungkinkan
terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas saya
tamping yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas
2.
Proses
pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa
3.
Pembelajaran
dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
masing-masing
4.
Lama
waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa
5.
Adanya
keakuratan dan kekinian materi pembelajaran
6.
Pembelajaran
dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan
pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta
menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang
dikerjakan siswa secara on-line.
4.
Pemanfaatan
elearning ditengarai akan menyebabkan perilaku penyendiri tidak mau
bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya. Bagaimana upaya teknolog
pembelajaran dalam mengatasi kemungkinan tersebut?
Salah satu efek kurang baik dari
pemanfaatan e-learning adalah
kecenderungan pelakunya lebih suka bekerja sendirian daripada harus
bersosialisasi dengan orang lain. Karena berhadapan dengan media internet yang
sudah bisa mengakomodasi keinginan dan kebutuhan pebelajar sesuai minat dan
gaya belajarnya sendiri. Berbeda jika mereka harus berhadapan dengan orang lain
dan harus menyesuaikan perbedaan dirinya dengan orang tersebut.
Tetapi hal ini tidak boleh
dibiarkan berlarut-larut. Karena sebagai nalurinya, manusia adalah makhluk
social yang memerlukan orang lain dalam hidupnya. Terus sendirian akan
membentuk karakter yang kurang sehat dalam masyarakat. Dan juga tidak memenuhi
tujuan pendidikan nasional Indonesia.
Teknologi pembelajaran memandang
hal ini sebagai salah satu masalah belajar yang perlu dibenahi. Berdasarkan
domain teknologi pembelajaran yaitu Desain, Pengembangan, Pengelolaan,
Pemanfaatan, Penilaian; solusi yang mungkin bisa dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah :
1.
Menggunakan
sistim belajar kooperatif (Cooperative
Learning). Yaitu siswa dibentuk dalam kelompok kecil dalam belajar.
Sehingga walau terpaksa, siswa akan berinteraksi dengan siswa lainnya untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Untuk
lebih menarik, tugas yang diberikan berdasarkan masalah tertentu atau proyek
tertentu, mengambil metode pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning dan project-based learning).
2.
harus
diusahakan adanya interaksi yang baik dan efektif antara siswa-guru,
siswa-siswa, siswa-masyarakat. Contohnya seperti tugas mewawancarai profesi
tertentu untuk menganalisis kinerja mereka kemudian mempresentasikan tugasnya
secara online. Dengan cara ini siswa juga harus berinteraksi dengan masyarakat
luar. Sehingga memberikan pengaruh yang baik pada proses sosialisasinya. Guru
harus memberikan umpan balik yang baik dan bisa memotivasi siswa, untuk bisa terus
berperan aktif dalam masyarakat. Dengan berdasarkan hal ini, siswa akan terpacu
untuk mengembangkan kemampuan beinteraksi aktif dengan siapapun dalam rangka
menjadi manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Rusman, M.Pd. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Penerbit Alfabeta. Bandung : 2012
Dr. Rusman, M.Pd. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT.
Rajagrafindo Persada. Jakarta : 2012.
Harahap, Rahmad Faisal. Boediono : E-Learning di Indonesia Harus di
Re- design. www.kampus.okezone.com/read/2013/09/03/373/860077/boediono-e- learning-di-indonesia-harus-diredesign (diakses tanggal 4 Desember 2013)
Hirumi,
Atsusi. Analysing and designing e-learning
interactions. Available at www.c.ymcdn.com_sites_www.cstd.ca_resource_resmgr_conference_conf201 2-w2-bookchapter.pdf (diakses tanggal
4 Desember 2013)
Newby, Timothy J., Stepich,
Donald A., Educational Technology for
Teaching and Learning.
Pearson. Boston : 2012
Pannen, Paulina. Pengembangan
E-learning: Antara Mitos dan Kenyataan. www.paulinapanen_e-learning_antara_mitos_dan_realita.pdf (diakses tanggal 4 Desember 2013)
Prawiradilaga, Dewi Salma.,
Siregar, Eveline. Mozaik Teknologi
Pendidikan,
Prenada
Media. Jakarta : 2004
Sardjana, Djaja. Kebijakan E-Learning Perguruan Tinggi pada Masa Datang, www.idelearning.com/kebijakan-e-learning-perguruan-tinggi-pada-masa- datang/ (diakses pada tanggal 4 Desember 2013)
0 comments:
Post a Comment